Artikel Terbaru

Kapan El Nino Datang ke Indonesia?

Kapan El Nino Datang ke Indonesia?

Fenomena iklim yang berdampak pada penurunan curah hujan, El Nino, diprediksi akan segera terjadi. Simak kronologi berikut ini.
El Niño dikaitkan dengan pemanasan Samudra Pasifik tropis tengah dan timur. Sebaliknya, La Niña adalah pendinginan terus menerus di area yang sama.

Perubahan di Samudra Pasifik dan atmosfer di atasnya terjadi dalam siklus El Niño-Southern Oscillation (ENSO).

Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), ENSO juga dapat didefinisikan sebagai anomali suhu permukaan laut di Samudera Pasifik lepas pantai barat Ekuador dan Peru.

Adapun itu merupakan suhu yang lebih tinggi dari rata-rata normal.

Indikator tersebut tercantum dalam Indeks Nino 3.4 berdasarkan suhu permukaan laut.

Nino 3.4 adalah rata-rata anomali suhu permukaan laut

di wilayah 5° Lintang Utara hingga 5° Lintang Selatan, 170° Bujur Barat hingga 120° Bujur Barat.

Pada Januari lalu, Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati memperkirakan Indonesia akan memasuki masa kering akibat datangnya El Nino.

Menurutnya, dalam enam bulan ke depan, mulai awal tahun, curah hujan bulanan pada 2023 relatif menurun.

Hal ini membuat Indonesia cenderung lebih kering

seperti tiga tahun lalu, sebelum datangnya fenomena La Nina yang membuat musim kemarau masih banyak hujan.

“Kita harus siap siaga, bahkan ada kemungkinan El Nino lemah, meski lemah berarti ada perpindahan musim hujan ke Asia Pasifik, artinya musim kemarau lebih kering,” kata Dwikorita dalam konferensi pers secara daring, Jumat (27/1).

Kondisi terkini

Menurut Survei Meteorologi Singapura (MSS), ENSO saat ini berada dalam kondisi “netral”.

“Namun, ada tanda-tanda di Pasifik tropis yang mendukung kondisi El Niño yang berkembang dalam beberapa bulan mendatang (misalnya suhu laut bawah permukaan yang lebih hangat).”

Indeks Nino 3,4 saat ini menunjukkan kondisi ENSO-netral,

yaitu -0,33°C untuk bulan Maret 2023 dan 0,64°C untuk rata-rata bulan Januari – Maret 2023.

BMKG Singapura juga memprediksi kondisi ENSO-netral

akan berlanjut pada Mei-Juni 2023 dan kondisi El Niño akan berkembang pada Juli hingga Agustus.

“Namun, masih ada kemungkinan kondisi ENSO-netral pada paruh kedua 2023 karena akurasi model tahun ini lebih rendah,” kata MSS.

Demikian pula Australian Bureau of Meteorology (BoM) mengungkapkan kondisi ENSO, baik La Nina maupun El Nino berada dalam kondisi netral.

“Ada kemungkinan 50 persen El Niño berkembang pada 2023,” kata BoM.

Jakarta ‘Terpanggang’ Sinar UV Matahari Ekstrem

Hal ini karena indikator ENSO laut terus menghangat dan diperkirakan akan mencapai ambang El Niño selama musim dingin, dan ada sedikit atau tidak ada pergeseran ke arah El Niño dalam indikator ENSO atmosfer.

Selain itu, BoM meluncurkan model iklim internasional yang menunjukkan kemungkinan pemanasan lebih lanjut di Samudra Pasifik tengah dan timur tropis.

“Mulai bulan Juli, enam dari tujuh model menunjukkan ambang batas El Nino untuk suhu permukaan laut akan terpenuhi atau terlampaui, dengan semua model memenuhi ambang batas pada bulan Agustus.”

Menurut NINO 3.4 yang dirilis pada 9 Mei, anomali suhu permukaan (Anomali SST) pada bulan Mei menunjukkan angka 0,6º Celcius atau sedikit bergeser dari ENSO netral. Pada bulan Juli, jarum ENSO bergeser ke arah 1,3º C; dan September mencapai 1,8º C.

Kondisi RI

BMKG Wilayah III Denpasar, Bali, memprediksi El Nino akan terjadi pada Juli dan Agustus dan berdampak pada potensi kekeringan di beberapa daerah.

“Jadi pada semester kedua bisa terjadi El Nino di bulan Juli dan Agustus. Dan, El Nino merupakan fenomena alam yang bersifat global namun dampaknya kita rasakan secara lokal dan berbeda-beda di setiap daerah,” ujar Kepala Pusat Data dan Informasi BMKG Wilayah III Denpasar I Nyoman Gede Wiryajaya, saat dihubungi, Rabu (10/5).

“Bisa saja musim kemarau lebih kering dan panjang. Kita pantau terus. Dampaknya bermacam-macam. Kita belum tahu seberapa besar dampaknya ke Bali. Nanti kita evaluasi setelah itu, ternyata. bahwa curah hujan normal atau di bawah itu,” lanjutnya.

Namun, Gede Wiyajaya mengatakan El Nino ini berpotensi berdampak kecil.

“Bisa saja dampaknya kecil. Kita lihat (nanti) El Nino ini lemah, sedang, atau kuat. Nanti Juli dan Agustus kita prediksi dari normal menjadi lemah. Kalau menguat, maka kita akan sangat waspada. , kami akan menginformasikannya nanti,” ujarnya.

BACA JUGA : Babak Baru Polemik Ruko Makan Jalan di Pluit Kini Terancam Dibongkar

BACA JUGA : Viral Antrean Panjang Gugatan Cerai di Pengadilan Agama Cibinong, Ini Faktanya

Comments are closed.